Materi Kerja Praktik di PT DEVAN TELEMEDIA "Survey Menara"

Karakteristik Menara Telekomunikasi 

Menara telekomunikasi adalah bangunan yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain/bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi (ketentuan umum pasal 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No 02 tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta No 89 tahun 2006 ketentuan umum pasal 1). Menara ini diperlukan untuk memancarkan sinyal ke seluruh wilayah yang biasanya memiliki ketinggian 40-75meter.
Menurut ketentuan umum pasal 1 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 89 tahun 2006,terdapat beberapa jenis menara telekomunikasi antara lain: 
 • Menara telekomunikasi khusus adalah yang berfungsi sebagai penunjang jaringan telekomunikasi khusus.
 • Menara telekomunikasi bersama adalah menara telekomunikasi yang dapat digunakan oleh lebih dari satu operator.
 • Menara telekomunikasi rangka adalah menara telekomunikasi yang bangunannya merupakan rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul untuk menyatukannya. 
 • Menara telekomunikasi tunggal adalah menara telekomunikasi yang bangunannya berbentuk tunggal tanpa adanya simpul-simpul yang mengikat rangka satu sama lain. 

A. Jenis-jenis Tower BTS

Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya. Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. Intinya Tower BTS berfungsi untuk menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan yang menuju jaringan lain. Berdasarkan Lokasinya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 
1. Rooftop : Tower yang berdiri di atas sebuah gedung. 
2. Greenfield : Tower yang berdiri langsung di atas tanah. 

Tipe Tower berdasarkan bentuknya pada umumnya ada 3 macam, 
• Tower 4 kaki
 
Sangat jarang dijumpai bisa roboh, karena memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi dan informatika yang bonafid. (Indosat, Telkom, Xl, dll). 
• Tower 3 kaki
Dibagi 2 macam, Pertama tower tiga kaki diameter besi pipa 9 cm keatas, atau yang lebih dikenal dengan nama Triangle, Tower ini juga mampu menampung banyak antenna dan radio. Kedua, tower tiga kaki diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas. 
 • Tower 1 kaki
Dibagi 2 macam, Pertama tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama monopole. Tower Kedua lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner. Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching). Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya. Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO. Tower BTS 40 meter memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat dengan frekuensi 800 MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan standar yang dikeluarkan WHO maximal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5 (800 MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz). Sedangkan radiasi dari radio informatika/internet (2,4 GHz) hanya sekitar 3 watt/m2 saja. Masih sangat jauh dari ambang batas WHO 9 watt/m2. Radiasi ini makin lemah apabila tower makin tinggi. Rata-rata tower seluler yang dibangun di Indonesia memiliki ketinggian 70 meter. Dengan demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu mengancam keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan penerapan standar material, dan konstruksinya yang benar, serta pewajiban perawatan tiap tahunnya.

 B. Jenis-Jenis Antena BTS Tower

 Ada beberapa jenis antena bts tower, Dua jenis antenna bts tower yang sering kita jumpai di tower2 seluler yaitu : 
 1. Antenna parabola (Microwave)
Antenna ini disebut juga dengan antenna parabola.Antenna parabola ini memiliki radiasi gelombang elektromagnetik yang menyempit sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh. Sehingga antenna parabola ini dipakai untuk menghubungkan antar tower seolah-olah kabel yang tak terlihat. Antenna ini ada berbagai macam ukurannya, dari yang paling kecil 0.2m, 0.3m, 0.6m, 0.9m, 1.2m, 1.8m, 2.7m, 3.0m, sampai yang terbesar berdiameter 3.7m bahkan 4.5m Makin besar antenna makin sempit radiasinya, sehingga makin jauh jangkauannya. Istilah telco nya adalah makin tinggi Gain nya (Penguatannya). Tapi kalau make antenna besar perlu diperhatikan ruang di tower apakah mencukupi dan juga kekuatan tower. Dalam dunia telco, Antenna yang bundar ini atau antenna parabola ini dipakai oleh perangkat yang dinamai perangkat transmisi microwave (gelombang mikro). Jangan dibayangkan ya kalau ini perangkat untuk memasak atau memanaskan makanan . Kenapa disebut microwave/gelombang mikro? Karena frekuensi yang dipakai cukup tinggi dimulai dari 3 GHz sampai 80 GHz. 
 2. Antena Sektoral
Antenna yang berbentuk persegi panjang (sektoral) Antenna ini disebut antenna sektoral. Karakteristik antenna ini memiliki radiasi yang lebih lebar yang berguna untuk menangkap sinyal dari hand phone di sekitar tower. Antenna jenis ini yang dipakai oleh perangkat yang disebut sebagai BTS (2G), NodeB (3G) maupun eNodeB (LTE).

C. Metode Survey Menara 

Alat yang di perlukan:
1. GPS--> Untuk menentukan koordinat BTS yang mau di survey 
2. Lasermeter--> Untuk mengukur ketinggian menara dengan menembakkan sinar laser ke menara bts.

3. Tripot Laser meter--> Untuk mengatur laser meter agar tidak gerak ketika menembakkan ke sasaran.

4. Kamera DSLR--> untuk dokumentasi waktu survey bts
 

D. Langkah-langkah survey BTS 

1. Aktivkan GPS dari start keberangkatan, supaya bias me-record perjalanan hingga menuuju BTS, setelah mencapai BTS yang mau di survey beri marking ke GPS supaya data yang diolah di mapsource bisa di analisa. 
2. Mengukur ketinggian menara dengan menggunakan laser meter. Banyak metode nya untuk mengukur ketinggian menara. Kalau saya, menggunakan metode 3 titik segitiga, yaitu menembakkan puncak, tengah, dasar. 
3. Dokumentasi id BTS, shelter BTS, dan semua koordinat di GPS dengan kamera. 
4. Catat data survey berupa name site, lokasi BTS, pemilik menara, struktur menara, site category, operator,koordinat, ketinggian tower, jumlah RBS, tinggi RBS, derajat, luas area, jarak akses jalan, shelter bts, jumlah shelter, kondisi sekitar, dll
SHARE

Adam Surya Putra

Hi. I’m student of telecommunications engineering in EEPIS (Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya). I’m a private teacher for elementary, middle, and high school student. I am currently working on research in the field of node localization in wireless sensor networks. Thank you for coming

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar